Singkong ( Manihot Esculenta ) merupakan salah satu komoditas
pertanian yang terpenting setelah beras. Lahan yang luas serta iklim
Indonesia sangat mendukung tanaman singkong. Umumnya singkong tidak
membutuhkan suatu perlakuan khusus dalam pertumbuhunnya, hanya
ketersediaan Hara yang diperlukan. Hal ini tentunya sangat menguntungkn
bagi sebagian besar petani singkong karena dapat mengembangkan usahanya
tanpa dengan mengeluarkan biaya yang besar.
Indonesia merupakan Negara penghasil singkong terbesar kedua setelah
Brazil. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menjadikan singkong
sebagai produk Subtitusi beras. Namun pada saat ini singkong kurang
mendapatkan perhatian dari pemerintah, karena dianggap sebagai komoditi
yang kurang kompotitif dibandingkon dengan komoditi pertanian lainnya.
Namun jika diteliti lebih dalam, komoditi sinkong memiliki potensi yang
cukup baik untuk dikembangkan karena memiliki manfaat yang cukup banyak.
Pada umumnya sifat umbi singkong akan mengalami kerusakan yang
ditandai dengan timbulnya warna kebiruan dan kecoklatan. Hal ini terjadi
apabila singkong dibiarkan selama lebih dari 24 jam setelah panen. Oleh
karena itu perlu penangan lebih lanjut agar komoditi tersebut tidak
banyak terbuang . Salah satu cara yang perlu dilakukan Perusahaan
Keripik Singkong “ULALA“ adalah dengan memanfaatkan singkong
sebagai komoditi olahan yang kemudian diolah sebagai makanan ringan /
Snack berupa keripik singkong yang dinilai memiliki ketahanan lebih
lama.
Di Indonesia ada 160 Jenis singkong. Namun hanya 5 jenis singkong
saja yang dianggap paling bagus oleh ULALA untuk dijadikan sebagai
bahan baku, dan itu berasal dari daerah Suka Bumi dan Magelang,
diantaranya adalah jenis singkong Gading, Pereleks, manggu, Cebol dan
Setrip. Selain dari pada itu jika dipergunakan maka hasilnya kurang
memuaskan bahkan tidak enak dilidah.
siip
BalasHapus